Rabu, 08 Agustus 2012

Penelitian Tindakan Kelas (Bagian Pertama)


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu jenis penelitian yang umumnya dipilih oleh guru untuk kenaikan pangkat atau mahasiswa program studi kependidikan untuk tugas akhir (skripsi). Namun dalam tahapan penyusunan proposal masih banyak dijumpai guru atau mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih judul, menulis latar belakang masalah, merumuskan masalah, menulis manfaat hasil penelitian, menelaah pustaka yang relevan dan merumuskan hipotesis tindakan.
Pada bagian ini, dibatasi pada uraian mengenai bagaimana menformulasi judul, menguraikan latar belakang masalah, menuliskan rumusan masalah, menuliskan manfaat hasil penelitian, menuliskan hal-hal yang penting di kajian pustaka, dan merumuskan hipotesis tindakan.

Penyusunan proposal penelitian tindakan kelas minimal memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, manfaat penelitian, kajian pustaka dan hipotesis tindakan, rancangan penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik dan analisa data, indikator keberhasilan, jadwal penelitian, dan daftar pustaka.

Judul penelitian tindakan kelas sebaiknya mencakup 4 (empat) aspek, yaitu: peningkatan (permasalahan/penyakit), melalui (tindakan/obat), siswa kelas (pasien) dan sekolah (rumah sakit). Setiap judul sebaiknya dirumuskan secara jelas, sederhana, singkat, spesifik, mencakup keempat aspek, dan maksimal 20 kata. Permasalahan dapat bersifat umum (prestasi belajar fisika, hasil belajar IPA), dan bersifat khusus (kemampuan menggunakan persamaan Hukum-hukum Newton, keterampilan melakukan pengamatan), sedangkan tindakan (solusi) dapat berupa metode mengajar, model pembelajaran, media mengajar, strategi mengajar, dan pendekatan mengajar. Contoh judul, “Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif di kelas V SDN Model X” (Formasi: permasalahan-tindakan-siswa-sekolah), atau “Penerapan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Model X” (Formasi: tindakan-permasalahan-siswa-sekolah).

Penulisan latar belakang masalah minimal mencakup aspek kesenjangan antara harapan dan kenyataan (kondisi real dan kondisi ideal), penyebab terjadinya kesenjangan yang dimaksud, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk memperbaiki kesenjangan tersebut, dan alasan memilih tindakan/obat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa.

Contoh (ringkas dan sederhana mohon dikembangkan)

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Model X. Hal ini ditunjukkan oleh hasil ujian semester pada 3 (tiga) tahun terakhir untuk mata pelajaran IPA rata-rata 5,67(Riel) seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran IPA masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yaitu 7,00 (Ideal).

Rendahnya hasil belajar siswa tersebut diduga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: kurangnya kerjasama siswa dalam kelompok, kurangnya motivasi siswa untuk bertanya dan mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah, penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, guru masih mendominasi pelaksanaan pembelajaran. Namun demikian, pada umumnya siswa memiliki kemampuan akademik yang relatif sama, siswa berasal dari agama, etnis, dan jenis kelamin yang beragam.

Beberapa upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA antara lain, penerapan metode demonstrasi, penggunaan media sederhana, pemberian tugas terstruktur, dan penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat. Namun demikian, belum memperlihatkan hasil yang optimal. Untuk itu dipilih model pembelajaran kooperatif untuk menyelesaikan masalah yang dimaksud dengan pertimbangan bahwa model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui kerjasama kelompok, diskusi, presentasi, pemberian penghargaan kepada kelompok siswa yang memiliki  kinerja baik.

Rumusan masalah penelitian umumnya dalam bentuk kalimat pertanyaan yang menyangkut keempat aspek seperti pada perumusan judul dan tetap relevan dengan permasalahan, tindakan, siswa dan sekolah tempat pelaksanaan penelitian. Contoh, “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di Kelas V SDN Model X”, atau “Apakah hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPA di Kelas V SDN Model X”.

Demikian halnya dengan tujuan penelitian tindakan kelas umumnya ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan dan tetap relevan dengan judul dan rumusan masalah. Contoh, “ penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajarn kooperatif di kelas V SDN Model X”.

Manfaat penelitian tindakan kelas menjelaskan tentang kontribusi hasil penelitian untuk siapa dan apa. Contoh, “Bagi guru hasil penenlitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran di kelas V SDN Model X: Bagi peneliti lain, hasil penenlitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penenlitian yang sejenis, dan Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.

Kajian pustaka pada umumnya berisi uraian tentang masalah yang akan diselesaikan, tindakan/solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan, dan pengaruh tindakan terhadap permasalahan yang diteliti. Contoh, “1. Model Pembelajaran Kooperatif (misalnya, memkaji tentang pengertian dan sintaks model pembelajaran kooperatif), 2. Hasil Belajar IPA (misalnya, memkaji tentang pengertian hasil belajar IPA, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar IPA, dan Uraian materi yang akan diajarkan pada pelaksanaan penelitian), dan 3. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA (berisi uraian beberapa hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran kooperatif tehadap hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran IPA atau yang serumpun). 

Bagaimana membuat hipotesis tindakan?. Hipotesis tindakan dapat berasal dari brain storming dengan teman sejawat, kajian teori dari buku-buku teks, kajian hasil-hasil penelitian dari artikel yang dimuat dalam jurnal atau prosiding, dan atau skripsi, tesis atau disertasi yang tidak dipublikasikan. Selain itu, dapat berasal dari hasil diskusi tim peneliti, para ahli/pakar, praktisi dan pengguna. Contoh, “Penerapan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SDN Model X”.

Demikian paparan tentang bagian-bagian yang umumnya dituliskan dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas. Pada bagia berikutnya akan dibahas tentang metode penelitian. (Syamsu, PS Pendidikan Fisika FKIP Untad).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar