Kamis, 02 Agustus 2012

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Salah satu ciri dari suatu penelitian tindakan kelas adalah bersiklus. Bersiklus memberi makna minimal dua siklus. Pada setiap siklus meliputi 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus dalam pelaksanaannya mencakup minimal satu kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum satuan pendidikan. Satu kompetensi dasar pada umumnya memuat beberapa indikator, selanjutnya satu indikator dapat dirumuskan menjadi beberapa tujuan pembelajaran. Beberapa tujuan pembelajaran minimal dapat diajarkan untuk dua kali tatap muka. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap siklus minimal dua kali pertemuan tatap muka dan satu kali pelaksanaan tes.
Beberapa dokumen yang perlu dipersiapkan pada tahap perencanaan antara lain: kurikulum, silabu, skenario pembelajaran secara umum, rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan yang sesuai dengan tindakan yang akan diterapkan, bahan ajar, media pembelajaran, lembar kegiatan siswa (jika ada), tes untuk setiap siklus, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, dan buku catatan penelitian. 

Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap dimana peneliti/guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada tahap pelaksanaan tindakan pembelajaran dilakukan observasi aktivitas guru dan siswa oleh observer. Observer boleh lebih dari satu orang guru (teman sejawat). Para observer diharapkan mengetahui apa yang sebaiknya dicentang/diberitanda pada lembar observasi yang telah disiapkan peneliti/guru dan apa yang dicatat pada buku catatan penelitian. 

Setiap akhir pelaksanaan pembelajaran (tatap muka) sebaiknya dilanjutkan dengan pertemuan guna menyusun refleksi pelaksanaan tindakan dengan melibatkan peneliti dan para observer. Hasil refleksi yang diharapkan terungkap pada pertemuan tersebut antara lain kelemahan dan kelebihan peneliti/guru dalam proses pembelajaran, kekuatan dan kekurangan aktivitas siswa, dan kejadian-kejadian yang terjadi di luar skenario yang telah direncanakan. Hasil dari pertemuan pada tahap reflkesi adalah rekomendasi yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada pertemuan selanjutnya dan atau siklus berikutnya.

Pelaksanaan tes untuk mengevaluasi pencapaian indikator keberhasialan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dilakukan setelah dua atau tiga kali tatap muka dalam satu siklus. Jika indikator keberhasilan yang telah ditetapkan tidak tercapai maka dilanjutkan pemberian tindakan pembelajaran yang sama pada siklus berikutnya dengan kompetensi dasar lainnya yang merupakan lanjutan dari kompetensi dasar yang diajarkan pada siklus sebelumnya, bukan mengulangi materi yang telah diajarkan atau memberi remedial pada siswa yang tidak mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Demikian seterusnya, pada setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan reflkesi sampai indikator keberhasilan penelitian dicapai. Untuk permasalahan yang berkaiatan dengan hasil atau prestasi belajar umumnya menggunakan ketuntasan belajar klasikal dan individual sebagai indikator keberhasilan penelitian selain indikator kualitatif proses pelaksanaan tindakan. Selanjutnya, indikator lainnya bergantung pada permasalahan yang akan diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas. (Syamsu, PS Pendidikan Fisika FKIP Untad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar