Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
merupakan salah satu jenis penelitian yang umumnya dipilih oleh guru untuk
kenaikan pangkat atau mahasiswa program studi kependidikan untuk tugas akhir
(skripsi). Namun dalam tahapan penyusunan proposal masih banyak dijumpai guru
atau mahasiswa mengalami kesulitan dalam memilih judul, menulis latar belakang
masalah, merumuskan masalah, menulis manfaat hasil penelitian, menelaah pustaka
yang relevan dan merumuskan hipotesis tindakan.
Penyusunan proposal penelitian tindakan
kelas minimal memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, manfaat
penelitian, kajian pustaka dan hipotesis tindakan, rancangan penelitian, lokasi
dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik dan analisa data, indikator
keberhasilan, jadwal penelitian, dan daftar pustaka.
Judul penelitian tindakan kelas
sebaiknya mencakup 4 (empat) aspek, yaitu: peningkatan (permasalahan/penyakit),
melalui (tindakan/obat), siswa kelas (pasien) dan sekolah (rumah sakit). Setiap
judul sebaiknya dirumuskan secara jelas, sederhana, singkat, spesifik, mencakup
keempat aspek, dan maksimal 20 kata. Permasalahan dapat bersifat umum (prestasi
belajar fisika, hasil belajar IPA), dan bersifat khusus (kemampuan menggunakan
persamaan Hukum-hukum Newton, keterampilan melakukan pengamatan), sedangkan
tindakan (solusi) dapat berupa metode mengajar, model pembelajaran, media
mengajar, strategi mengajar, dan pendekatan mengajar. Contoh judul,
“Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif di kelas V SDN Model X” (Formasi:
permasalahan-tindakan-siswa-sekolah), atau “Penerapan model pembelajaran
kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
kelas V SDN Model X” (Formasi: tindakan-permasalahan-siswa-sekolah).
Penulisan latar belakang masalah
minimal mencakup aspek kesenjangan antara harapan dan kenyataan (kondisi real
dan kondisi ideal), penyebab terjadinya kesenjangan yang dimaksud, upaya-upaya
yang telah dilakukan untuk memperbaiki kesenjangan tersebut, dan alasan memilih
tindakan/obat untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa.
Contoh (ringkas dan sederhana
mohon dikembangkan)
Permasalahan utama dalam
penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di
kelas V SDN Model X. Hal ini ditunjukkan oleh hasil ujian semester pada 3
(tiga) tahun terakhir untuk mata pelajaran IPA rata-rata 5,67(Riel) seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran
IPA masih jauh di bawah rata-rata yang diharapkan yaitu 7,00 (Ideal).
Rendahnya hasil belajar siswa
tersebut diduga disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: kurangnya kerjasama siswa dalam kelompok, kurangnya
motivasi siswa untuk bertanya dan mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah,
penggunaan media pembelajaran yang kurang bervariasi, guru masih mendominasi
pelaksanaan pembelajaran. Namun demikian, pada umumnya siswa memiliki kemampuan
akademik yang relatif sama, siswa berasal dari agama, etnis, dan jenis kelamin
yang beragam.
Beberapa upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA antara lain, penerapan metode demonstrasi,
penggunaan media sederhana, pemberian tugas terstruktur, dan penggunaan
pendekatan sains teknologi masyarakat. Namun demikian, belum memperlihatkan
hasil yang optimal. Untuk itu dipilih model pembelajaran kooperatif untuk menyelesaikan
masalah yang dimaksud dengan
pertimbangan bahwa model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui
kerjasama kelompok, diskusi, presentasi, pemberian penghargaan kepada kelompok
siswa yang memiliki kinerja baik.
Rumusan masalah penelitian
umumnya dalam bentuk kalimat pertanyaan yang menyangkut keempat aspek seperti
pada perumusan judul dan tetap relevan dengan permasalahan, tindakan, siswa dan
sekolah tempat pelaksanaan penelitian. Contoh, “Apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di Kelas V SDN Model X”, atau “Apakah hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pada mata
pelajaran IPA di Kelas V SDN Model X”.
Demikian halnya dengan tujuan
penelitian tindakan kelas umumnya ditulis dalam bentuk kalimat pertanyaan dan
tetap relevan dengan judul dan rumusan masalah. Contoh, “ penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
melalui penerapan model pembelajarn kooperatif di kelas V SDN Model X”.
Manfaat penelitian tindakan kelas
menjelaskan tentang kontribusi hasil penelitian untuk siapa dan apa. Contoh, “Bagi
guru hasil penenlitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan untuk meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran di kelas V SDN Model X: Bagi peneliti lain, hasil
penenlitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penenlitian yang sejenis,
dan Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun
kebijakan tentang peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah.
Kajian pustaka pada umumnya
berisi uraian tentang masalah yang akan diselesaikan, tindakan/solusi yang
ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan, dan pengaruh tindakan terhadap
permasalahan yang diteliti. Contoh, “1. Model Pembelajaran Kooperatif (misalnya,
memkaji tentang pengertian dan sintaks model pembelajaran kooperatif), 2. Hasil
Belajar IPA (misalnya, memkaji tentang pengertian hasil belajar IPA,
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar IPA, dan Uraian materi
yang akan diajarkan pada pelaksanaan penelitian), dan 3. Pengaruh penerapan
model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA (berisi uraian beberapa
hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya yang
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tehadap hasil belajar siswa khusunya pada mata pelajaran IPA atau
yang serumpun).
Bagaimana membuat hipotesis
tindakan?. Hipotesis tindakan dapat berasal dari brain storming dengan teman
sejawat, kajian teori dari buku-buku teks, kajian hasil-hasil penelitian dari
artikel yang dimuat dalam jurnal atau prosiding, dan atau skripsi, tesis atau
disertasi yang tidak dipublikasikan. Selain itu, dapat berasal dari hasil
diskusi tim peneliti, para ahli/pakar, praktisi dan pengguna. Contoh, “Penerapan
model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA di kelas V SDN Model X”.
Demikian paparan tentang
bagian-bagian yang umumnya dituliskan dalam menyusun proposal penelitian
tindakan kelas. Pada bagia berikutnya akan dibahas tentang metode penelitian.
(Syamsu, PS Pendidikan Fisika FKIP Untad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar