Salah satu ciri dari suatu
penelitian tindakan kelas adalah bersiklus. Bersiklus memberi makna minimal dua
siklus. Pada setiap siklus meliputi 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Siklus dalam pelaksanaannya mencakup minimal
satu kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum satuan pendidikan. Satu
kompetensi dasar pada umumnya memuat beberapa indikator, selanjutnya satu
indikator dapat dirumuskan menjadi beberapa tujuan pembelajaran. Beberapa
tujuan pembelajaran minimal dapat diajarkan untuk dua kali tatap muka. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa setiap siklus minimal dua kali pertemuan tatap
muka dan satu kali pelaksanaan tes.
Beberapa dokumen yang perlu
dipersiapkan pada tahap perencanaan antara lain: kurikulum, silabu, skenario
pembelajaran secara umum, rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan
yang sesuai dengan tindakan yang akan diterapkan, bahan ajar, media pembelajaran, lembar
kegiatan siswa (jika ada), tes untuk setiap siklus, lembar observasi aktivitas
guru dan siswa, dan buku catatan penelitian.
Tahap pelaksanaan tindakan adalah
tahap dimana peneliti/guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Pada tahap pelaksanaan tindakan
pembelajaran dilakukan observasi aktivitas guru dan siswa oleh observer.
Observer boleh lebih dari satu orang guru (teman sejawat). Para observer
diharapkan mengetahui apa yang sebaiknya dicentang/diberitanda pada lembar
observasi yang telah disiapkan peneliti/guru dan apa yang dicatat pada buku catatan
penelitian.
Setiap akhir pelaksanaan
pembelajaran (tatap muka) sebaiknya dilanjutkan dengan pertemuan guna menyusun refleksi pelaksanaan tindakan dengan melibatkan peneliti dan para
observer. Hasil refleksi yang diharapkan terungkap pada pertemuan tersebut
antara lain kelemahan dan kelebihan peneliti/guru dalam proses pembelajaran, kekuatan
dan kekurangan aktivitas siswa, dan kejadian-kejadian yang terjadi di luar
skenario yang telah direncanakan. Hasil dari pertemuan pada tahap reflkesi
adalah rekomendasi yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan pada pertemuan
selanjutnya dan atau siklus berikutnya.
Pelaksanaan tes untuk mengevaluasi pencapaian indikator keberhasialan penelitian yang telah
ditetapkan sebelumnya dilakukan setelah dua atau tiga kali tatap muka dalam satu siklus. Jika indikator keberhasilan yang telah ditetapkan tidak
tercapai maka dilanjutkan pemberian tindakan pembelajaran yang sama pada siklus
berikutnya dengan kompetensi dasar lainnya yang merupakan lanjutan dari
kompetensi dasar yang diajarkan pada siklus sebelumnya, bukan mengulangi materi
yang telah diajarkan atau memberi remedial pada siswa yang tidak mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Demikian seterusnya, pada setiap
siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan reflkesi
sampai indikator keberhasilan penelitian dicapai. Untuk permasalahan yang
berkaiatan dengan hasil atau prestasi belajar umumnya menggunakan ketuntasan
belajar klasikal dan individual sebagai indikator keberhasilan penelitian selain indikator kualitatif proses pelaksanaan tindakan.
Selanjutnya, indikator lainnya bergantung pada permasalahan yang akan
diselesaikan melalui penelitian tindakan kelas. (Syamsu, PS Pendidikan Fisika FKIP Untad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar